Karawi D'ewa adalah salah satu acara ritual yang digunakan untuk melakukan komunikasi dengan arwah para leluhur. biasanya menggunakan mediasi yaitu orang-orang tertentu yang sudah belajar khusus tentang d'ewa dan terpilih. Mengapa saya bilang terpilih...? ini semata-mata karena memang ada banyak orang yang menempa ilmu untuk bisa melakukan D'ewa tetapi hanya sedikit yang bisa melakukannya makanya saya bilang orang terpilih. Sebelum melakukan karawi D'ewa biasanya disiapkan sesajen yaitu sebagai berikut:
Piring I : * Padi popkor
*Daun sirih sebanyak 7 helai dan 5 helai
* Pinang sebanyak 7 potong dan 5 potong
Piring II * Padi popkor
* Sirih 1 helai
* Uang logam sebanyak 4 Keping @ Rp. 500
Piring I dan II di susun kemudian diletakkan pisang satu sisir di atasnya
Piring ke III: * Sirih 5 helai dan 3 helai
* Pinang 5 helai dan 3 helai
Piring ke III ditetakkan secara terpisah.
Setelah sesajen lengkap, kemudian mediator duduk bersila tenang di depan sesajen, menutup bagian kepalanya menggunakan kain dan memegang kain yang lain di kedua tangannya. barulah mediator membaca mantra dan sebagainya untuk memanggil roh nenek moyang. setelah roh itu masuk ke badan mediator barulah roh itu bisa berbicara dan menasehati para keluarganya yang masih hidup (yang mengadakan ritual). bahkan keluarga yang mengadakan ritual ini bisa menannyakan keadaan keluarganya yang sudah meninggal. selesai acara ritual barulah sang mediator mengusap kepala dan muka para pengujung seraya mendoakan keselamatannya.
- Pisang satu sisir
- Uang Logam sebanyak 4 Keping @ Rp. 500,-
- Daun sirih
- Pinang
- Padi popkor (karamba fare)
Piring I : * Padi popkor
*Daun sirih sebanyak 7 helai dan 5 helai
* Pinang sebanyak 7 potong dan 5 potong
Piring II * Padi popkor
* Sirih 1 helai
* Uang logam sebanyak 4 Keping @ Rp. 500
Piring I dan II di susun kemudian diletakkan pisang satu sisir di atasnya
Piring ke III: * Sirih 5 helai dan 3 helai
* Pinang 5 helai dan 3 helai
Piring ke III ditetakkan secara terpisah.
Setelah sesajen lengkap, kemudian mediator duduk bersila tenang di depan sesajen, menutup bagian kepalanya menggunakan kain dan memegang kain yang lain di kedua tangannya. barulah mediator membaca mantra dan sebagainya untuk memanggil roh nenek moyang. setelah roh itu masuk ke badan mediator barulah roh itu bisa berbicara dan menasehati para keluarganya yang masih hidup (yang mengadakan ritual). bahkan keluarga yang mengadakan ritual ini bisa menannyakan keadaan keluarganya yang sudah meninggal. selesai acara ritual barulah sang mediator mengusap kepala dan muka para pengujung seraya mendoakan keselamatannya.
No comments:
Post a Comment
Setelah anda membaca postingan di atas, silahkan ketik komentar anda di bawah ini