Wednesday, April 7, 2010

LELUHUR DESA MBAWA



Kepercayaan kepada nenek moyang atau leluhur memang belum bisa dihilangkan seperti membalikkan telapak tangan, tidak terkecuali masyarakat di desa mbawa kecamatan donggo kab. Bima ini. Kepercayaan kepada leluhur memang masih kental sekali di desa ini, ini terjadi karena mereka selalu beranggapan bahwa leluhurnya bisa memberikan kekuatan magis dan menjaga mereka dalam setiap tindak tanduknya, bahkan mereka meyakini bahwa leluhurnya selalu menjaga mereka walaupun mereka berada di perantauan. Pada foto di samping merupakan gambaran kecil aktivitas ritual dan pemujaan masyarakat mbawa kepada leluhur yang dipercayainya. Perlu ditegaskan bahwa tidak semua masyarakat mbawa mau melakukan dan mengikuti ritual seperti ini, ritual  ini hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu saja misalnya keluarga dari leluhur yang bersangkutan dan atau orang lain yang ingin meminta berkah (ingin punya keturunan, dilindungi dari mala petaka) dll. Acara pemujaan dan ritual semacam ini bermula dari ditemukanya segumpal rambut oleh seorang bapak yang bernama ompu duru. Rambut tersebut ditemukan di atas piring tepat di rak piringnya. Ompu duru berpikir bahwa rambut tersebut di simpan oleh orang iseng yang ingin mengerjainya, maka di buangnyalah rambut tersebut. Beberapa hari kemudian, rambut tersebut muncul di atas piring. Melihat rabut tersebut muncul lagi, ompu duru kembali membuangnya untuk yang ke dua kalinya. Selang beberapa hari, rambut itu muncul lagi di atas piring.
Kejadian ini membuat ompu duru penasaran, sebenarnya siapa yang meletakkan rambut tersebut di atas piringnya. Kemudian untuk ketiga kalinya ompu duru membuang rambut tersebut sambil mencari tahu siap yang mengembalikan rambut tersebut. Ternyata setelah beberapa hari berselang, rambut yang sama muncul lagi. Setelah dicari tahu, ternyata tidak ada seorangpun yang memotong rambut bahkan menyimpan rambut di atas piring pun tidak. Akhirnya ompu duru berkesimpulan bahwa rambut tersebut merupakan rambut yang ajaib dan perlu di simpan, dan ia beri nama ama  jau ro ina jau. Sampai sekarang rambut tersebut di keramatkan.  yang membuat saya penasaran nih, setiap kali acara ritual- ritual dan pemujaan di lakukan, rambut ama jau ro ina jau ini bisa bertambah dan bisa berkurang jumlah gumpalannya (kadang satu gumpal, dua gumpal bahkan sampai tiga gumpalan rambut).

Catatan: Foto-foto ini saya ambil pada saat saya mengikuti (ikut-ikutan) acara pemujaan ini berlangsung.  Saat terakhir pemujaan biasanya kita dikasi air untuk diminum,  Air ini dipercaya berkhasiat, entah apa khasiatnya saya tidak tahu, yang pasti setelah saya mengikutii acara ritual tsb dan meminum airnya, kehidupan saya tidak tenang, tiap malam terasa dihantui dan merasa ketakutan. Akhirnya saya memutuskan untuk doa pelepasan (doa melepaskan diri dari belenggu roh ) selama tiga malam berturut turut. All hasil saya bebas sekarang, hidup terasa enak dan tidur terasa nyenyak.


Sunday, March 21, 2010

NCUHI MBAWA

Ncuhi adalah rumah adat yang digunakan sebagai sarana upacara adat dan berkumpulnya tetua kampung dan masyarakat adat. Uma ncuhi ini adalah merupakan salah satu kebanggaan bagi masyarakat mbawa. Konon, kabarnya nih para leluhur yang sudah meninggal puluhan tahun bahkan ratusan tahun yang lalu tetap tinggal di rumah ncuhi tersebut dan dapat mengabulkan permohonan misalnya saja warga yang ingin meminta mendapatkan anak atau meminta kekuatan/mantra bisa di dapat di rumah ncuhi tersebut tapi dengan catatan harus melalui ketua adat. Di dalam ncuhi terdapat  dua bilik, Bilik pertama merupakan tempat tidur sekaligus tempat memasak (dapur). Pada bagian dapur terdapat tungku yang terbuat dari batu bulat yang ditempatkan berbentuk segi tiga. Pada bagian atas tungku terdapat taja. Taja merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan bahan bakar dan atau untuk mengeringkan ikan. Sedangkan bilik ke dua digunakan untuk menyimpan barang-barang keperluan seperti padi dan sebagainya dan sekaligus tempat pemujaan terhadap leluhur.
  Pada bagian bawah ncuhi  terdapat gendang yang berukuran cukup besar yang diikat secara kuat dengan tali yang terbuat dari kulit kayu. Gendang ini dikeramatkan oleh warga mbawa, ini disebabkan karena bunyi gendang tersebut menggema di udara sehingga dapat didengar pada jarak yang cukup jauh   Dibagian samping kanan ncuhi induk terdapat dua ncuhi kembar yang ditempatkan saling membelakangi. dibeberapa bagian atap terlihat rusak tidak terurus. dari ncuhi kembar ini kita dapat melihat pemandangan sawah, sungai dan gunung yang indah.




















.


























Tuhan tidak menjanjikan hari-harimu tanpa duka, kegembiraan tanpa penderitaan, tetapi ia sungguh menjanjikan kekuatan untuk menghadapi hari-harimu, penghiburan bagi air matamu, dan terang bagi jalanmu