Saturday, July 25, 2015

Desa Mbawa - Donggo, Percontohan Nasional Pengembangan Lahan Kering

Bima - Kominfo, Kabupaten Bima merupakan salah satu dari 6 daerah percontohan se-Indonesia sebagai percontohan (pilot project) pengembangan lahan kering dengan desa Mbawa Kecamatan Donggo sebagai demplot pada areal lahan 300 hingga 400 hektare dan akan dikembangkan secara bertahap hingga 1.000 ha di kecamatan Donggo dan  wilayah Barat Bolo.
Untuk mendukung  upaya ini, dilaksanakan Workshop Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu Lahan Kering Iklim Kering (SPTLKIK) yang berlangsung selama tiga hari tanggal 17-19 Nopember di Hotel Marina. Workshop berskala nasional ini diikuti 50 peserta yang terdiri dati 6 profesor riset dan 34 doktor bidang pertanian dan berhasil merumuskan sejumlah agenda penting untuk ditindak lanjuti bagi pengembangan lahan kering di Kabupaten Bima.
Ketua Tim Pengkajian Lahan di Kabupaten Bima Prof.Ir Irsal Las bersama 50 peserta workshop usai melakukan kunjungan lapangan ke Desa Mbawa Senin (18/11)Kecamatan Donggo, memaparkan, \"Desa Mbawa mempunyai banyak sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan budidaya pertanian. Untuk itu, program pembangunan cek dam perlu dijadikan prioritas utama. Selain itu, masyarakat Desa Mbawa sudah mempunyai modal sosial yang sangat berharga, yaitu pekerja keras.
Di samping itu, lanjut Prof. Irsal. \"Peningkatan usaha budidaya di lahan pertanian yang relatif datar, dapat dijadikan pemicu untuk mengurangi pemanfaatan lahan berlereng curam. Di samping pola usahatani di Desa Mbawa mempunyai ciri yang khas, seperti tanaman padi umumnya digunakan untuk konsumsi sendiri dan baru dijual pada tahun berikutnya apabila ada sisa, sementara untuk tanaman jagung digunakan untuk mendapatkan uang tunai. Ciri usahatani seperti ini perlu diperhatikan pada saat kita akan mengenalkan teknologi baru kepada mereka.\"  Papar Irsal.
Dari aspek budidaya, \"terdapat potensi komoditas selain tanaman pangan dan palawija yang dapat dikembangkan dalam konsep integrasi budidaya pertanian, seperti tanaman perkebunan (kemiri), buah-buahan (mangga), dan peternakan (kambing/domba dan sapi). Teknologi yang terkait dengan potensi tersebut sudah tersedia di UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian.
Mengulas hasil risetnya, Irsal mengemukakan, \"Proses identifikasi pengembangan Lahan Kering Iklim Kering (LKIK) di desa Mbawa telah berlangsung cukup lama dan melibatkan banyak pakar dari Badan Litbang Litbang Pertanian.
\"Untuk itu, menjadi penting untuk mewujudkan model pembangunan pertanian LKIK secara komprehensif agar harapan masyarakat setempat untuk memperbaiki tingkat kesejahteraannya dapat terwujud\". Tuturnya. (Humas).
Sumber: Http://bimakab.go.id

Tembe Compo Baju Adat Donggo Semakin Diminati

Indonesia termasuk negara yang dikenal sebagai pengekspor kain tenun. Salah satunya adalah Propinsi Nusa Tenggara Barat yang mempunyai keaneragaman tenunan yang di sebut Sasambo (Sasak, Samawa, Mbojo). Keunikan corak dan bahan kainnya menjadi salah satu daya tarik kain ini diminati hingga keluar negeri, tapi ada yang lebih unik dan cara pewarnaan dan pembuatannya yang masih terbilang tradisional yaitu kain Me`e Donggo (kain hitam Donggo) yang disebut Tembe Compo.
Di balik itu pula ada kisah yang tak kalah unik dalam setiap helaian kain Tembe Compo yang dihasilkan. Menurut Lena salah satu penggiat adat Donggo di Desa Mbawa, akhir pekan lalu, produksi Tembe Compo biasa dilakukan pada saat musim panen tiba karena “Mayoritas mata pencaharian warga Donggo Mbawa adalah petani sawah tadah hujan, sehingga untuk melakukan penenunan tunggu saat panen sawah atau ladang mereka berakhit,” ungkap Lena.
Di desa Mbawa itu setiap rumah pasti memiliki alat tenunannya sendiri, berupa alat tenun manual bernama Muna. Muna itu biasanya diletak di bawah (kolong) rumah panggung, dan para ibu baru akan turun menenun jika ada waktu senggang atau menenun di depan rumah mereka.
Tenunan yang bersifat menyambi itulah yang membuat produksi Tembe Compo tidak bisa diprediksi, sehingga bicara soal memasarkan produk sangat sulit dijangkau masyarakat di sana. Hanya sebagian warga saja yang serius mengelola tenunan Tembe Compo menjadi bisnis, dan dari kelangkaan ini menjadikan Tembe Compo sangat mahal yang harganya dari 200ribu hingga 1 juta rupiah.
Proses pembuatan Tembe Compo ini di mulai dari mengumpulkan kapas kemudian dip roses menjadi benang, setelah benang jadi maka mulailah menenun yang memakan waktu kurang lebih dua bulan hingga tiga bulan, pewarnaan Tembe Compo di lakukan dengan pewarna dari nanah pohon sehingga menjadi warna hitam atau disebut Tembe Me`e Donggo (kain hitam Donggo).
Dari kain yang telah jadi kemudian di olah menjadi Baju Kababu (baju adat Donggo), Tembe Compo dan Selendang Tembe Dala. Sisanya dari pembuatan baju dan selendang untuk keperluan keluarganya sendiri. Bagi masyarakat Mbawa Donggo, mengenakan kain Tembe Compo atau baju Kababu untuk acara resmi seperti pesta perkawinan, adalah suatu hal yang wajib.
Bahkan tolak ukur bagi seorang remaja putri di Mbawa untuk menikah adalah ketika dia sudah bisa menenun. Dan setiap anak putri yang sudah menikah akan diwajibkan membawa Tembe Compo serta baju Kababu, kelak untuk diberikan lagi kepada putrinya yang menikah.
Sumber: Http://budaya.kampung-media.com

SUASANA DI DAPUR ORANG DONGGO

Berkunjung ke Bima, Nusa Tenggara Barat tak lengkap rasanya jika belum mengunjungi rumah lokal. Datanglah ke Uma Lengge, yang berada di komplek Desa Mbawa, Donggo. Lihat sendiri rumah dan dapur tradisionalnya yang khas.
Belajar sejarah dan budaya suatu daerah tak hanya bisa dilakukan lewat literatur dan penelitian yang lama. Namun bisa juga dilakukan saat senggang sambil berwisata. Belajar dengan cara ini tak hanya menambah pengetahuan, tapi juga menjadikan pikiran mereka lebih rileks dalam menikmati perjalanan wisata tersebut.
Salah satu pusat edukasi yang menarik dikunjungi jika Anda sedang berada di Bima adalah Uma Lengge yang ada di Kompleks Desa Mbawa di Donggo. Letaknya sangat strategis, tidak begitu jauh dari pusat desa dan berada di tengah-tengah pemukiman.
Uma Lengge menurut masyarakat setempat di bangun oleh para leluhur sejak dulu kala dan terus dirawat oleh masyarakat desa. Bentuk Uma Lengge seperti huruf A, dalam penelitian seorang Antropolog Johannes Elbert pada tahun 1908 mengatakan Uma Lengge juga rumah tahan terhadap gempa bumi.
Uma Lengge ini juga disebut oleh masyarakat setempat (Mbawa-Donggo) adalah Uma Leme karena bentuk atapnya yang runcing menyerupai anak panah. Nah, untuk posisi dapurnya ada dua posisi. Yang pertama di bawah kolong rumah dan yang kedua di atas rumah.
Ada empat bagian lantai pada Uma Lengge, lantai pertama di bawah kolong rumah dijadikan sebagai tempat bersantai dan menerima tamu, lantai yang kedua dijadikan ruang utama keluarga sekaligus juga dapur. Lantai ketiga untuk tempat tidur dan lantai keempat sebagai ruang penyimpanan pangan yang berada paling atas.
Bentuk dapur masyarakat Bima sangat simpel, dalam dapur juga ada beberapa alat untuk memasak yang pertama yaitu 'Riha' mempunyai tiga penyangga untuk wajan atau panci dari batu kali dengan bahan bakar dari kayu, wajan dan panci biasanya terbuat dari tanah liat yang disebut 'Roa Dana', kemudian di sebelah dapur harus ada tempat airnya yang di sebut 'Tune', dan tempat untuk menyimpan beras disebut 'Muja'.
lalu ada 'Cedo' untuk mengaduk nasi maupun sayur yang terbuat dari tempurung kelapa, kemudian sendok atau di sebut 'Ciru' terbuat dari bambu. piringnya terbuat dari buah maja atau disebut 'Wila' yang sudah tua. Tempat untuk menyimpan nasi di sebut ‘Wosa' yang terbuat dari anyaman daun pandan. Alat untuk menampi beras disebut 'Doku' yang terbuat dari anyaman bambu.
Sumber: http://travel.detik.com

PERKEMBANGAN UMAT KATOLIK DI DONGGO

Secara geografis Quasi Paroki Donggo terletak di wilayah Kecamatan Donggo Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat. Paroki Donggo merupakan gabungan dari tiga dusun yakni Tolonggeru yang juga adalah pusat paroki,Mbawa dan Nggerukopa.Stasi Mbawa terletak sekitar 15 km ke arah timur dari Tolonggeru sedangkan stasi Nggerukopa sekitar 7 km dari Tolonggeru ke arah barat. Sebelum tahun 2004 Quasi Paroki Donggo merupakan stasi dari Paroki Raba Bima. Uskup Denpasar Mgr.Dr.Benyamin Yoseph Bria,Pr pada tahun 2004 menetapkan Donggo sebagai Quasi Paroki. Buku permandian mulai tahun 2000.
Secara umum jumlah umat katolik Quasi Paroki St. Yohanes Maria Vianey Donggo 1.524 jiwa. Mayoritas berprofesi sebagai petani, dan sebagian kecil berprofesi sebagai PNS, karyawan swasta dan kaum buruh di Kota Bima. 
Situasi panggilan khusus di Paroki Donggo dapat digambarkan, dua suster asal Tolonggeru yakni Sr. Alfonsiana dan Sr. Agustina. Belum ada imam baik praja maupun biarawan dan bruder yang berasal dari paroki Donggo. Namun aksi panggilan terus dilakukan agar suatu saat Donggo dapat melahirkan para imam baik praja maupun biarawan.
Untuk mengelola Quasi Paroki bersama dengan Pastor Paroki Donggo Rm. Paulus Seran,Nahak,Pr dibentuk Dewan Pastoral Paroki. Karya pastoral yang menonjol di Quasi Paroki Donggo adalah katekese umat, katekese sekolah dan karya kesehatan. Katekese umat dilaksanakan di KBG masing-masing sedangkan katekese sekolah dilaksanakan oleh para katekis yakni katekis John Darwis untuk Tolonggeru, Ignatius Ismail untuk Stasi Mbawa dan Andreas Pasa untuk Nggerukopa. Mereka dengan setia memberikan pelajaran agama katolik bagi anak-anak sekolah dasar, SMP dan SMA.Pelayanan kesehatan di Stasi Mbawa ditangani oleh suster-suster JMJ dari Bima. Namun tidak setiap hari. Para suster mengunjungi Mbawa sekali sebulan. 
Dalam perjalanan sejarahnya, umat katolik di Donggo mendapat ujian iman melalui peristiwa tahun 1969 dimana semua bangunan gereja di Tolonggeru, Mbawa dan Nggerukopa dibakar massa serta orang-orang katolik dipaksa pindah agama. Namun semua masalah dan salah pengertian bisa teratasi. Pada bulan Desember 1969 umat katolik yang dipaksa pindah agama dapat kembali ke gereja katolik setelah Bimas Katolik Provinsi NTB waktu itu Paulus Boli melakukan pendekatan dengan pemerintah Kabupaten Bima.Umat katolik di Donggo sudah ada sejak sebelum tahun 1960. 
Di Tolonggeru, umat katolik sudah ada sejak tahun 1960.  Umat tergabung dalam 8 Komunitas Basis Gerejawi. Karya pastoral yang menonjol di Tolonggeru adalah bidang pembinaan iman khususnya katekese umat dan katekese sekolah. Pendidikan agama bagi anak-anak sekolah dasar sampai sekolah menengah umum diberikan oleh katekis Tolonggeru Jhon Darwis. Mayoritas umat di Tolonggeru yakni hamper 90 persen adalah petani. Sebagian kecil sebagai pegawai negeri sipil, karyawan swasta dan buruh di kota Bima. Kelompok kategorial yang ada di Tolonggeru adalah Mudika dan Sekami. 
Di Stasi Mbawa,Kapela pertama didirikan pada tahun 1963 oleh P.Heribertus Kuper,CssR yang menjadi pastor di Bima pada tahun 1963.Gereja tersebut dibakar massa pada peristiwa 1969. Namun kemudian dibangun kembali pada masa Romo Domi Rua Dapa menjadi Pastor Paroki Bima. Kapela tersebut dirobohkan dan dibangun kembali gereja yang sekarang ini yang menurut rencana akan diresmikan oleh Uskup Denpasar Mgr. Silvester San,Pr dalam waktu dekat. Umat katolik di Mbawa bermula pada tahun 1964 empat keluarga dibaptis menjadi katolik. Dan sejak itu gereja di Mbawa terus berkembang. Saat ini jumlah umat katolik di Mbawa 800 jiwa atau 192 kepala keluarga. 
Kelompok kategorial antara lain Mudika dengan anggota aktif 25 orang dan Sekami dengan anggota aktif 120 orang. Karya pastoral yang menonjol adalah bidang pembinaan umat yakni katekese umat dan katekese sekolah. Pendidikan agama bagi sekolah dasar, SMP dan SMA diberikan oleh katekis Ignatius Ismail. Pelayanan kesehatan juga diberikan satu kali sebulan oleh suster-suster JMJ dari Bima. Mayoritas umat di Mbawa adalah petani, sebagian kecil PNS dan karyawan swasta yang bekerja di Bima serta buruh. 
Sedangkan di Stasi Nggerukopa menurut Ketua Dewan Pastoral Paroki Donggo Alfons Subu jumlah umat saat ini 41 kepala keluarga atau sekitar 164 jiwa. Umat tergabung dalam 2 Komunitas Basis Gerejawi. Karya pastoral yang menonjol adalah bidang pembinaan iman umat yakni katekese umat dan katekese sekolah. Pendidikan agama katolik bagi murid Sekolah Dasar sampai dengan SMA diberikan oleh katekis Andreas Pasa. Mayoritas umat Nggerukopa bermatapencarian sebagai petani. Saat ini umat sedang membangun gereja baru yang secara fisik sudah selesai 90 persen. Direncanakan dalam waktu dekat gereja ini akan diresmikan oleh Bapa uskup Denpasar.
Pastor-pastor yang pernah melayani Quasi Paroki Donggo adalah P.Heribertus Kuper,CssR (1963 -1968), P.George Kiwus CssR (1969-1970), Romo Dominikus Rua Dapa,Pr (1970-1974), P Thomas Tepho,SVD (1974-1978), P.Tarsisius Widyono,SJ (1978-1974). Sejak 1975 sampai dengan tahun 2004 umat Donggo dilayani oleh P.Mikael Migeraya,SVD, P.Yan Djuang Somi,SVD, P.Piet Pido,SVD, P.Paulus Barekama,SVD, dan Rm. Kristianus Min Isti,Pr. Kini Rm. Paulus Bere Nahak,Pr dipercayakan sebagai Pastor Paroki.***

Sumber: Http://www.agusthuru.blogspot.com

CARA INSTAL FILE BEREXTENSI APK PADA ANDROID (KAMUS BAHASA BIMA)


Selama ini mungkin ada yang bertannya-tanya bagaimanasih cara instal aplikasi android tanpa harus mendownload dan memasangnya secara langsung dari play store..????. blog mbawa donggo akan menjelaskan secara terperinci bahkan dibantu dengan gambar biar penjelasannya bisa dipahami oleh kita yang pemula dalam hal penginstalan aplikasi android.

Aplikasi android merupakan aplikasi yang berekstensi "APK". nama ekstensi ini biasanya berada di bagian akhir nama aplikasi. Contoh: KamusBahasaBima.apk

Untuk meminimalkan waktu membaca, mari kita langsung aja membahas tentang bagaimana cara menginstal aplikasi android yang berekstensi "apk".

Sebelum melakukan penginstalan pada file "apk" kita contohkan aja"KamusBahasaBima.apk", maka kita harus melalui beberapa tahap agar sistem android menerima penginstalan secara manual. adapun caranya sebagai berikut:

1. Klik icon "Pengaturan" seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.
2. Kemudian akan muncul gambar seperti berikut. klik "Aplikasi", dan beri tanda ceklis (V) pada sumber tdk diketahui
3. Buka folder tempat penyimpanan file "KamusBahasaBima.apk". saya contohkan : file "KamusBahasaBima.apk" saya simpan di folder yang bernama "Bluetoth" yang berada di dalam folder "file saya"

cara gampangnya: klik Folder : file saya", kemudian  Klik "Blutooth"


4. didalam folder blutooth terdapat file "KamusBahasaBima.apk" yang telah saya simpan sebelumnya. Klik file "KamusBahasaBima.apk"


5. Akan muncul kotak dialog seperti berikut. Klik "Penginstalan Paket"

6. Klik "Instal" seperti gambar berikut
7. Tunggu sampai proses penginstalan selesai. Kemudian Klik "Buka"
8. Maka Akan muncul aplikasi kamus Bahasa Bima sebagai berikut:
8. Selesai.


 Download Kamus Bahasa Bima untuk android gratis. Klik Download


DOWNLOAD KAMUS BAHASA BIMA UNTUK HP ANDROID

Setelah sekian lama belajar membuat aplikasi android, akhirnya berhasil juga mempelajarinya. nah... karena saya lagi senang nih...., saya akan membagikan kepada kita semua yang setia membaca blog mbawa donggo bima NTB, untuk mendapatkan aplikasi android yang bernama KAMUS BAHASA BIMA, gratis....!!!!!!! tis.......tis......., Anda mau???? Silahkan download 


Aplikasi ini belum saya simpan di play Store, sehingga anda harus menginstal filenya secara manual. file ini bernama "KamusBahasaBima.apk" yang dibuat dengan tampilan sederhana sehingga bisa dengan mudah digunakan. Ada beberapa kelebihan yang bisa anda dapatkan dalam aplikasi Kamus Bahasa Bima antara lain:
1. Ruang antar muka yang elegan
2. Mudah digunakan
3. Tidak memberatkan memori hp
4. Kata - Kata yang belum ada di data base aplikasi, bisa ditambahkan sendiri

Berminat...????. Silahkan Download

Berikut Tampilan dan cara penggunaan Kamus Bahasa Bima untuk Android


1. Klik pada aplikasi  KamusBahasaBima

2. Maka akan muncul tampilan berikut
3. Ketik kata yang mau dicari pada bagian "Cari Kata", Kemudian klik "Tombol Pencarian", Maka akan muncul kata yang dicari pada bagian "makna".

4. Apabila kata yang dicari tidak ada, klik tombol "tambah kata", maka akan muncul gambar seperti berikut


5. Pada menu "Istilah" Ketik Kata dalam bahasa Bima / Indonesia dan pada menu "Makna" ketik kata Bahasa Indonesia / Bima.
6. Kemudian Klik " SIMPAN"
7. Selesai.

Oh..ya...hampir lupa, Bagi anda yang belum tau cara install aplikasi "KamusBahasaBima.apk" secara manual pada handphone (HP) android, silahkan baca caranya disini

Catatan:
Jika Anda mengalami kesulitan dalam mendownload / unduh file Kamus Bahasa Bima untuk Handphone (HP)  android diatas, anda boleh mencoba mendownload / unduh file tersebut di 4shared. Klik disini atau download 



Tuhan tidak menjanjikan hari-harimu tanpa duka, kegembiraan tanpa penderitaan, tetapi ia sungguh menjanjikan kekuatan untuk menghadapi hari-harimu, penghiburan bagi air matamu, dan terang bagi jalanmu