Kepercayaan kepada nenek moyang atau leluhur memang belum bisa dihilangkan seperti membalikkan telapak tangan, tidak terkecuali masyarakat di desa mbawa kecamatan donggo kab. Bima ini. Kepercayaan kepada leluhur memang masih kental sekali di desa ini, ini terjadi karena mereka selalu beranggapan bahwa leluhurnya bisa memberikan kekuatan magis dan menjaga mereka dalam setiap tindak tanduknya, bahkan mereka meyakini bahwa leluhurnya selalu menjaga mereka walaupun mereka berada di perantauan. Pada foto di samping merupakan gambaran kecil aktivitas ritual dan pemujaan masyarakat mbawa kepada leluhur yang dipercayainya. Perlu ditegaskan bahwa tidak semua masyarakat mbawa mau melakukan dan mengikuti ritual seperti ini, ritual ini hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu saja misalnya keluarga dari leluhur yang bersangkutan dan atau orang lain yang ingin meminta berkah (ingin punya keturunan, dilindungi dari mala petaka) dll. Acara pemujaan dan ritual semacam ini bermula dari ditemukanya segumpal rambut oleh seorang bapak yang bernama ompu duru. Rambut tersebut ditemukan di atas piring tepat di rak piringnya. Ompu duru berpikir bahwa rambut tersebut di simpan oleh orang iseng yang ingin mengerjainya, maka di buangnyalah rambut tersebut. Beberapa hari kemudian, rambut tersebut muncul di atas piring. Melihat rabut tersebut muncul lagi, ompu duru kembali membuangnya untuk yang ke dua kalinya. Selang beberapa hari, rambut itu muncul lagi di atas piring.
Kejadian ini membuat ompu duru penasaran, sebenarnya siapa yang meletakkan rambut tersebut di atas piringnya. Kemudian untuk ketiga kalinya ompu duru membuang rambut tersebut sambil mencari tahu siap yang mengembalikan rambut tersebut. Ternyata setelah beberapa hari berselang, rambut yang sama muncul lagi. Setelah dicari tahu, ternyata tidak ada seorangpun yang memotong rambut bahkan menyimpan rambut di atas piring pun tidak. Akhirnya ompu duru berkesimpulan bahwa rambut tersebut merupakan rambut yang ajaib dan perlu di simpan, dan ia beri nama ama jau ro ina jau. Sampai sekarang rambut tersebut di keramatkan. yang membuat saya penasaran nih, setiap kali acara ritual- ritual dan pemujaan di lakukan, rambut ama jau ro ina jau ini bisa bertambah dan bisa berkurang jumlah gumpalannya (kadang satu gumpal, dua gumpal bahkan sampai tiga gumpalan rambut).
Kejadian ini membuat ompu duru penasaran, sebenarnya siapa yang meletakkan rambut tersebut di atas piringnya. Kemudian untuk ketiga kalinya ompu duru membuang rambut tersebut sambil mencari tahu siap yang mengembalikan rambut tersebut. Ternyata setelah beberapa hari berselang, rambut yang sama muncul lagi. Setelah dicari tahu, ternyata tidak ada seorangpun yang memotong rambut bahkan menyimpan rambut di atas piring pun tidak. Akhirnya ompu duru berkesimpulan bahwa rambut tersebut merupakan rambut yang ajaib dan perlu di simpan, dan ia beri nama ama jau ro ina jau. Sampai sekarang rambut tersebut di keramatkan. yang membuat saya penasaran nih, setiap kali acara ritual- ritual dan pemujaan di lakukan, rambut ama jau ro ina jau ini bisa bertambah dan bisa berkurang jumlah gumpalannya (kadang satu gumpal, dua gumpal bahkan sampai tiga gumpalan rambut).
Catatan: Foto-foto ini saya ambil pada saat saya mengikuti (ikut-ikutan) acara pemujaan ini berlangsung. Saat terakhir pemujaan biasanya kita dikasi air untuk diminum, Air ini dipercaya berkhasiat, entah apa khasiatnya saya tidak tahu, yang pasti setelah saya mengikutii acara ritual tsb dan meminum airnya, kehidupan saya tidak tenang, tiap malam terasa dihantui dan merasa ketakutan. Akhirnya saya memutuskan untuk doa pelepasan (doa melepaskan diri dari belenggu roh ) selama tiga malam berturut turut. All hasil saya bebas sekarang, hidup terasa enak dan tidur terasa nyenyak.